Selasa, 30 April 2013

Proses Adaptasi Psikologis Pada Ibu Nifas'

 Proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas
v   
       Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas 
Kesejahteraan emosional ibu selama periode pascanatal dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kelelahan, pemberian makan yang sukses, puas dengan perannya sebagai ibu, cemas dengan kesehatannya sendiri atau bayinya serta tingkat dukungan yang tersedia untuk ibu.
Perubahan yang mendadak dan dramatis pada status hormonal menyebabkan ibu yang berada dalam masa nifas menjadi sensitif terhadap faktor-faktor yang dalam keadaan normal mampu diatasinya. Disamping perubahan hormonal, cadangan fisiknya sering sudah terkuras oleh tuntunan kehamilan serta persalinan. Keadaan kurang tidur, lingkungan yang asing baginya dan oleh kecemasan akan bayi, suami atau anak-anaknya yang lain. Tubuhnya mungkin pula tidak memberikan respon yang baik terhadap obat-obat yang asing baginya seperti pre parat analgesic narkotik yang diberikan pada persalinan.
Depresi ringan , yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah “4th day blues (kemurungan hari ke empat) “ sering terjadi dan banyak ibuyang baru pertama kali mempunyai anak mendapatkan dirinya menangis, paling tidak satu kali, hanya karena masalah yang sering sepele. Sebagian ibu merasa tidak berdaya dalam waktu yang singkat, namun perasaan ini umumnya menghilang setelah kepercayaan pada diri mereka dan bayinya tumbuh.  Reva Rubin melihat beberapa tahap fase aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu.
1.      Taking in period
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.

2.      Taking hold period
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi.  Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

3.      Letting go period
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.

Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi yang memengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua
2.      Respons dan dukungan dari keluarga dan teman dekat
3.      Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya
4.      Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan

Hal-hal yang harus dapat dipenuhi selama masa nifas adalah sebagai berikut:
1.      Fisik, istirahat, memakan makanan bergizi, sering menghirup udara segar, dan lingkungan yang bersih
2.      Psikologi, stress setelah persalinan dapat segera distabilkan dengan dukungan dari keluarga yang menunjukkan rasa simpati, mengakui, dan menghargai ibu.
3.      Sosial, menemani ibu bila terlihat kesepian, ikut menyayangi anaknya, menanggapi dan memerhatikan kebahagiaan ibu, serta menghibur bila ibu terlihat sedih
4.      Psikososial

Tujuan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas adalah sebagai berikut:
1.      Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologinya
2.      Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, serta mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, serta pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat
4.      Memberikan pelayanan keluarga berencana


Depresi postpartum
Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini. Menurut para ahli mereka di diagnosis menderita depresi postpartum. Depresi merupakan gangguan afeksi yang paling sering di jumpai pada masa postpartum (Gorrie, 1998). Walaupun insidensinya sulit untuk diketahui secara pasti, namun diyakini 10-15% ibu yang melahirkan mengalami gangguan ini (Green dan Adams, 1993). Angka kejadian depresi postpartum di Indonesia sendiri juga belum dapat diketahui secara pasti hingga kini, mengingat belum adanya lembaga terkait yang melakukan penelitian terhadap kasus tersebut.
Tanda dan gejala yang mungkin di perlihatkan pada penderita depresi postpartum adalah sebagai berikut:
1.      Perasaan sedih dan kecewa
2.      Sering menangis
3.      Merasa gelisah dan cemas
4.      Kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang menyenangkan
5.      Nafsu makan menurun
6.      Kehilangan energi dan motivasi untuk melakukan sesuatu
7.      Tidak bisa tidur (insomnia)
8.      Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
9.      Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
10.   Memperlihatkan penurunan keinginan untuk mengurus bayinya

Walaupun banyak wanita mengalami depresi postpartum segera setelah melahirkan, namun beberapa wanita tidak merasakan tanda depresi sampai beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Depresi dapat saja terjadi dalam kurun waktu enam bulan berikutnya. Depresi postpartum mungkin saja berkembang menjadi postpartum psikosis, walaupun jarang terjadi. Hal tersebut merupakan penyakit yang sangat serius dan semua gejala depresi postpartum dialami oleh mereka yang menderita postpartum psikosis serta bisa sampai melukai diri sendiri, bahkan hingga membunuh anak-anaknya.

Penyebab depresi postpartum sendiri belum diketahui secara pasti (Gorrie,1998). Namun, beberapa hal yang dicurigai sebagai faktor predisposisi terjadinya depresi postpartum adalah sebagai berikut:
1.      Perubahan hormonal yang cepat. Hormone yang terkait dengan terjadinya depresi postpartum adalah prolactin, steroid, progesterone, dan estrogen.
2.      Masalah medis dalam kehamilan seperti PIH ( Pregnancy – induced hypertention ), diabetes mellitus, atau disfungsi tiroid.
3.      Riwayat defresi, penyakit mental, dan alkoholik, baik pada diri ibu maupun dalam keluarga.
4.      Karakter pribadi seperti harga diri rendah atau ketidak dewasaan.
5.      Marital dyfunction ataupun ketidak mampuan membina hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya support system.
6.      Marah dengan kehamilannya ( unwanted pregnancy ).
7.      Merasa terisolasi
8.      Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga, dan melahirkan anak dengan kecatatan atau penyakit.
Respon yang terbaik dalam menangani kasus depresi postpartum ( DPP ) adalah kombinasi antara psikoterapi, dukungan sosial, dan medikasi seperti antidepresan. Suami dan anggota keluarga yang lain harus dilibatkan dalam tiap sesi konseling, sehingga dapat di bangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan dan di butuhkannya.
Beberapa intervensi berikut dapat membantu seorang wanita terbebas dari ancaman depresi setelah melahirkan.
a.       Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenari depresi postpartum, sehingga anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.

b.      Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan.

c.       Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri anda.

d.      Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stress, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum yang di derita.

e.       Beritahukan perasaan anda
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.

f.       Dukungan keluarga dan orang lain di perlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang anda cintai selama kehamilan sangat di perlukan. Ceritakan pada pasangan atau orang tua anda atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri anda, bahwa mereka akan selalu berada di sisi anda setiap mengalami kesulitan.

g.      Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangatlah di perlukan. Ikitlah kelas senam hamil yang sangat membantu serta buku atau artikel lainnya yang anda perlukan. Kelas senam hamil akan sangat membantu anda dalam mengetahui berbagai informasi yang di perlukan, sehingga nantinya anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika anda tahu apa yang di inginkan pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat di hindari.

h.      Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu anda melupakan gejolak perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi anda yang belum stabil bisa anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan dari keluarga dan lingkungan anda meski pembantu rumah tangga anda telah melakukan segalanya.

i.        Dukungan emosianal
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga akan membantu anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan pada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan anda, hingga anda merasa lebih baik setelahnya.

j.        Dukungan kelompok depresi postpartum
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal yang sama dengan anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok depresi postpartum yang bisa anda ikuti, sehingga anda tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.


v  POSTPARTUM  BLUES / BABY BLUES
Kondisi ini adalah periode emosional stress yang terjadi antara hari ke 3 dan ke 10 setelah persalinan yang terjadi 80% pada ibu postpartum. Karakteristik kondisi ini adalah iritabilitas meningkat, perubahan mood, cemas, pusing, serta perasaan sedih dan sendiri.
Ada beberapa faktor yang berperan menyebabkan kondisi ini yaitu :
1.      Perubahan kadar hormone yang terjadi secara cepat
2.      Ketidaknyamanan yang tidak diharapkan ( payudara bengkak, nyeri persalinan )
3.      Kecemasan setelah pulang dari rumah sakit atau tempat bersalin.
4.      Menyusui ASI
5.      Perubahan pola tidur
Tidak ada perawatan khusus untuk postpartum blues jika tidak ada gejala yang signifikan. Empati dan dukungan keluarga serta stap kesehatan professional.

v  KESEDIHAN DAN DUKA CITA
Proses kehilangan menurut Klaus dan Kennell ( 1982 ) meliputi tahapan :
1.      Shock ( lupa peristiwa )
2.      Denial ( menolak, “apakah ini bayi ku?” “ini bayi orang lain” )
3.      Depresi ( menangis, sedih “kenapa saya?” )
4.      Equilibrium dan acceptance ( penurunan reaksi emosional, kadang menjadi kesedihan yang kronis )
5.      Reorganization ( dukungan mutual antara orang tua )
Respon terhadap bayi cacat yang mungkin muncul antara lain :
1.      Fantasi anak normal vs kenyataan
2.      Shock, tidak percaya, menolak
3.      Frustasi, marah
4.      Menarik diri
Penatalaksanaan untuk keadaan ini meliputi :
1.      Jelaskan apa yang terjadi
2.      Dukungan orang tua pada pertama kali melihat bayi
3.      Sebelumnya, bidan harus sudah melihat bayi terlebih dahulu
4.      Menemani dan menyediakan kursi
5.      Sampaikan kelebihan dari bayi
6.      Ulanhi penjelasan karna orang tua sulit berkonsentrasi dan mengingat
7.      Ciptakan lingkungan yang aman dan meyakinkan
8.      Ciptakan hubungan saling percaya
Bila bayi meninggal :
1.      Biarkan orang tua bersama bayinya selama mungkin
2.      Temani orangtua, jangan di isolasi
3.      Berikan dukungan
4.      Dengarkan, jangan terlalu banyak penjelasan
5.      Berikan penjelasan yang akurat
6.      Biarkan orangtua melalu proses kehilangan
7.      Bantu persiapan pulang
8.      Menciptakan memori dengan pemberian informasi, mengambil foto, cap kaki, name band, memberi nama, melihat bayinya, menggendong / memeluk, merawat bayi ( memandikan, memakai baju ), menulis di buku kenangan, pemakaman, menanam pohon, menulis surat, dan menulis puisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar